Saturday, April 20Referensi Bisnis Sumatera Selatan
Shadow

Kredit Terkontraksi, DPK dan Aset Perbankan Meningkat

EKSEL – Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru berharap Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumsel untuk memiliki sensitivitas dalam menyemangati rakyat dalam  pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi Covid 19. 

Menurutnya, ada beberapa opsi yang harus diterapkan untuk memulihkan ekonomi nasional, diantaranya penyebaran informasi tentang potensi, kesadaran atas kemampuan dan stimulan dari para pemangku kebijakan. 

“Kita  sebar luaskan lagi informasinya pada masyarakat tentang potensi. Disamping sumber daya manusianya, juga terus kita dorong untuk ikut dapat bersaing” ungkapnya  saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Sumatera Selatan tahun 2020, di Hotel Arista, Kamis (3/12). 

Dikatakan Herman Deru, pertemuan tahunan menjadi ajang silaturahmi sekaligus untuk ajang evaluasi. 

“Pertemuan ini menjadi ajang evaluasi bagi kita utamanga BI sejauh mana memberikan efek positifnya dalam membangun ekonomi masyarakat,” tambahnya 

Sementara Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Hari Widodo dalam kata sambutannya mengatakan, Kondisi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan yang membaik juga tercermin dari kinerja sistem keuangan daerah yang terjaga. Pada triwulan III 2020, penghimpunan DPK dan aset perbankan meningkat di tengah kinerja penyaluran kredit yang masih terkontraksi. 

“Aset perbankan tumbuh 4,41% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 0,33% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, Dana Pihak Ketiga perbankan mencapai Rp91,98 triliun atau tumbuh 8,11% (yoy). Perbaikan DPK ini disumbang oleh seluruh  komponen pembentuk DPK,” katanya 

Sementara itu, realisasi penyaluran kredit perbankan di Sumatera Selatan hingga triwulan III 2020 mengalami perlambatan dengan kontraksi sebesar 3,88% (yoy). 

“Secara umum, penyaluran kredit di Sumatera Selatan cukup banyak didanai dari bank di luar provinsi, khususnya kantor pusat komponen pembentuk DPK. Bank di DKI Jakarta. Hal ini terkonfirmasi dari nominal penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek (Rp125,45 triliun) lebih besar dari nominal penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank  Rp84,45 triliun,” tambahnya.